Selasa, 03 November 2009

Diare

Diare
Diare adalah buang air besar dalam bentuk cairan lebih dari tiga kali dalam satu hari dan biasanya berlangsung selama dua hari atau lebih. Orang yang mengalami diare akan kehilangan cairan tubuh sehingga menyebabkan dehidrasi. Hal ini membuat tubuh tidak dapat berfungsi dengan baik dan dapat membahayakan jiwa, khususnya pada anak dan orang tua
Penyebab diare antara lain:
1. Virus
Merupakan penyebab diare tersering dan umumnya karena Rotavirus. Gejala: veses dalam bentuk cair (watery), berbusa, tidak ada darah lender, berbau asam.
2. Bakteri
Gejala : Buang air besar dengan darah atau lendir, sakit perut. Memerlukan antibiotika sebagai terapi pengobatan.
3. Parasit (Glardiasis)
Gejala: Buang air besar dengan darah dan lendir, sakit perut.
4. Anak sedang terapi dengan pemakaian antibotika
5. Alergi susu (intoleran laktosa)
6. Sanitasi buruk;
7. Nutrisi buruk;
8. intoleransi terhadap bahan makanan tertentu, misalnya; obat-obatan seperti laksatif/pancahar, antibiotik (Ampicilin), antihipertensi (Reserpine), kolinergik (Metoclopramide), obat kardiovaskular (Digoxin, Digitalis); AIDS-yang dihubungkan dengan diare dan agen penginfeksi.
Diare digolongkan menjadi dua, diare spesifik dan diare non spesifik:
1. Diare spesifik
Diare non spesifik adalah diare yang disebabakan oleh infeksi baik bakteri, parasit, maupun virus.
2. Diare non spesifik
Diare non spesifik dapat terjadi akibat salah makan (makanan terlalu pedas sehingga mempercepat peristaltik usus), ketidakmampuan lambung dan usus dalam memetabolisme laktosa (terdapat dalam susu hewan) disebut lactose intolerance, ketidakmamapuan memetabolisme sayuran atau buah tertentu (kubis, kembang kol, sawi, nangka, durian), juga infeksi virus-virus noninvasive yang terjadi pada anak umur di bawah 2 tahun karena rotavirus
Pengobatan diare harus tepat pada sasarannya.Sasaran yang dituju dalam pengobatan diare yaitu dehidrasi. Pengobatan diare yang digunakan terbagi atas 2 cara, yaitu pengobatan/terapi non farmakologis yang berupa pencegahan penyakit diare atau pertolongan pertama pada penderita diare dari dehidrasi dan terapi farmakologis yang berupa obat-obatan yang dapat digunakan untuk menghentikan diare.

a. Terapi Non farmakologi
Terapi non farmakologi dapat dilakukan dengan upaya pencegahan yang dapat dilakukan dengan menghindari pemicu diare. Contohnya bila tidak mampu memetabolisme laktosa maka dapat mengonsumsi susu nabati atau dengan mengurangi makanan pedas. Penanganan utama diare dapat dilakukan dengan cara mengoreksi kehilangan cairan dan elektrolit tubuh (dehidrasi) dengan terapi rehidrasi, yaitu menggantikan cairan dan elektrolit secepat mungkin. Bila masih memungkinkan secara oral, maka larutan gula garam atau oralit buatan pabrik telah mencukupi kebutuhan asalkan diberikan sesuai patokan (sesuai umur penderita dan berat ringannya dehidrasi). Penyebab kematian terbesar pada kasus diare adalah terjadinya dehidrasi, bukan karena bakteri atau penyebab lainnya.
b. Terapi farmakologi
Pemberian obat pada diare dimaksudkan untuk:
1. mengurangi frekuensi diare dengan zat yang bersifat pengental, contoh: kaolin dan pektin (kaopectate: merek Indonesia), bismuth
2. mengurangi penyerapan air di usus dengan zat pengecil pori-pori saluran cerna atau adstringensia, contoh: tannin (teh, daun jambu biji, dan buah salak muda) dan arang aktif (diapet, new diatab, norit: merek Indonesia)
3. mengurangi motilitas/ gerakan usus dengan zat parasimpatolitik, contoh: golongan narkotika (kodein, loperamid (loperamide, lomid, imodium: merek Indonesia).
Obat –obat yang bisa digunakan untuk mengatasi diare antara lain: golongan obat yang mengandung Karboadsorben, Attapulgit, Bismuthi Subsalisilat, atau Kombinasi attapulgit dan pektin

Batuk

Batuk
Batuk adalah refleks atau mekanisme fisiologi yang bermanfaat untuk mengeluarkan dan membersihkan saluran pernapasan dari dahak , zat perangsang asing dan unsur infeksi , dengan kata lain merupakan mekanisme perlindungan.
Penyebab batuk antara lain:
1. Alergi dan Asma
2. Infeksi paru-paru seperti pneumonia atau bronchitis akut
3. Sinusitis yang menyebabkan postnasal drip
4. Penyakit Paru- paru seperti Tumor Paru, Kanker Paru-Paru
5. Terpapar asap rokok
6. Terpapar polutan udara
7. Merokok
Jenis Batuk
Berdasarkan produktivitasnya , batuk dibagi atas 2 jenis batuk yaitu:
• Batuk Produktif
Batuk produktif menghasilkan dahak atau lendir (sputum) sehingga lebih dikenal dengan batuk berdahak. Batuk produktif memiliki ciri khas yaitu dada terasa penuh atau berbunyi , umunya kesulitan bernapas dan disertai pengeluaran dahak.
• Batuk Tidak Produktif
Batuk tidak produktif merupakan batuk yang tidak mengahasilkan dahak atau sputum sehingga lebih sering dikenal sebagai batuk kering. Batuk tidak produktif sering membuat tenggorokkan terasa gatal sehingga menyebabkan suara menjadi serak atau hilang. Batuk ini sering dipicu oleh inhalasi partikel makanan , bahan iritan, asap rokok, baik perokok aktif maupun perokok pasif dan perubahan temperature.Batuk semacam ini dapat juga merupakan gejala sisa dari infeksi virus atau flu.

Pengobatan Batuk terdiri dari terapi Non Farmakologi dan Terapi Farmakologi.
• Terapi Non Farmakologis:
Untuk mengurangi batuk kering, penderita disarankan untuk mengkonsumsi permen pedas yang dapat menolong pada penderita batuk kering dan menggelitik namun tidak boleh diberikan pada anak-anak berusia dibawah 3 tahun karena dapat tersedak dan menyumbat pernapasan dan dapat pula dikurangi dengan cara menghirup uap hangat yang betujuan meningkatkan kelembapan di udara. Sedangkan untuk mengurangi batuk berdahak, disarankan untuk minum lebih banyak cairan sehingga dahak yang menempel pada tenggorokan dapat mudah diencerkan / dibatukkan.
• Terapi Farmakologis
Selain terapi non farmakologis, demam juga perlu mendapatkan terapi farmakologis untuk mendukung kesembuhan dari si penderita. Obata-obat yang dapat dikonsumsi untuk meredakan batuk antara lain sebagai berikut:
1. Obat Batuk Ekspektoran ( pengencer dahak )
Obat batuk jenis ekspektoran ini bekerja merangsang dan meudahkan pengeluaran dahak atau lendir. Zat ekspektoran berfungsi meningkatkan aliran cairan normal tenggorokkan dan membantu meringankan rasa sakit
Berikut beberapa ekspektoran yang dapat diperoleh tanpa resep dokter antara lain:Gliseril gualakolat ( efek samping: ngantuk, mual, muntah), ammonium klorida( hati-hati penggunaaan pada penderita dengan insufisiensi hati, ginjal dan paru-paru), bromheksin (efek samping: mual, hati-hati penggunaan pada penderita tukak lambung)
2. Obat Batuk Antitussif ( penekan batuk)
Obat ini biasanya digunakan untuk batuk tidak berdahak karena kelompok ini bekerja sentarl pada susunan saraf pusat menekan pusat batuk di otak dan menaikkan ambang rangsang batuk
Antitussif yang dapat diperoleh tanpa resep dokter adalah:Dekstrometorfan HBr, noskapin, difenhidramin HCl

Demam

Demam
Demam adalah peningkatan suhu tubuh oleh upaya pertahanan tubuh untuk melawan penyakit. Demam aatu naiknya suhu tubuh pada anak harus diwaspadai. Apalagi kalau ada riwayat panas demam diikuti kejang. Lantaran itu banyak dokter yang menyarankan orang tua untuk menyediakan obat penurun panas di rumah
Pengobatan Demam terdiri dari terapi Non Farmakologi dan Terapi Farmakologi.
• Terapi Non Farmakologis:
Untuk menurunkan demamnya, penderita disarankan untuk minum air putih yang cukup banyak dan mengkonsumsi makanan yang bergizi serta mengkompres badan yang panas dengan air hangat dan Istirahat yang cukup
• Terapi Farmakologis
Selain terapi non farmakologis, demam juga perlu mendapatkan terapi farmakologis untuk mendukung kesembuhan dari si penderita. Obata-obat yang dapat dikonsumsi untuk meredakan demam antara lain sebagai berikut:
1. Golongan Analgesik:Fungsinya untuk menghilangkan rasa sakit pada sendi dan nyeri
2. Golongan Antipiretik:Fungsinya untuk menurunkan panas, umumnya yang digunakan untuk menurunkan panas adalah paracetamol.
Contoh sedian obat yang beredar di pasaran: Parasetamol/acetaminophen, ibuprofen,asam mefenamat,tremadol,benorylate, fentanyl , naproxen

Jenis Rumah Sakit dan Tipe Rumah Sakit

Pengertian Rumah Sakit
Rumah Sakit adalah sebagai organisasi yang melalui tenaga medis profesional yang terorganisir serta sarana kedokteran yang permanen menyelenggarakan pelayanan kedokteran, asuhan keperawatan yang berkesinambungan, diagnosis serta pengobatan penyakit yang diderita oleh pasien.

Jenis-jenis Rumah Sakit
Berdasarkan jenisnya, rumah sakit dikelompokkan menjadi 5 antara lain sebagai berikut:

• Rumah Sakit Umum:Rumah sakit yang dijalankan organisasi National Health Service di Inggris.Melayani hampir seluruh penyakit umum, dan biasanya memiliki institusi perawatan darurat yang siaga 24 jam (ruang gawat darurat) untuk mengatasi bahaya dalam waktu secepatnya dan memberikan pertolongan pertama.
Rumah sakit umum biasanya merupakan fasilitas yang mudah ditemui di suatu negara, dengan kapasitas rawat inap sangat besar untuk perawatan intensif ataupun jangka panjang. Rumah sakit jenis ini juga dilengkapi dengan fasilitas bedah, bedah plastik, ruang bersalin, laboratorium, dan sebagainya. Tetapi kelengkapan fasilitas ini bisa saja bervariasi sesuai kemampuan penyelenggaranya.
Rumah sakit yang sangat besar sering disebut Medical Center (pusat kesehatan), biasanya melayani seluruh pengobatan modern.Sebagian besar rumah sakit di Indonesia juga membuka pelayanan kesehatan tanpa menginap (rawat jalan) bagi masyarakat umum (klinik). Biasanya terdapat beberapa klinik/poliklinik di dalam suatu rumah sakit.
• Rumah Sakit Terspesialisasi:Jenis ini mencakup trauma center, rumah sakit anak, rumah sakit manula, atau rumah sakit yang melayani kepentingan khusus seperti psychiatric (psychiatric hospital), penyakit pernapasan, dan lain-lain.Rumah sakit bisa terdiri atas gabungan atau pun hanya satu bangunan. Kebanyakan mempunyai afiliasi dengan universitas atau pusat riset medis tertentu. Kebanyakan rumah sakit di dunia didirikan dengan tujuan nirlaba.
• Rumah sakit penelitian/pendidikan:Rumah sakit penelitian/pendidikan adalah rumah sakit umum yang terkait dengan kegiatan penelitian dan pendidikan di fakultas kedokteran pada suatu universitas/lembaga pendidikan tinggi. Biasanya rumah sakit ini dipakai untuk pelatihan dokter-dokter muda, uji coba berbagai macam obat baru atau teknik pengobatan baru. Rumah sakit ini diselenggarakan oleh pihak universitas/perguruan tinggi sebagai salah satu wujud pengabdian masyararakat / Tri Dharma perguruan tinggi.
• Rumah sakit lembaga/perusahaan:Rumah sakit yang didirikan oleh suatu lembaga/perusahaan untuk melayani pasien-pasien yang merupakan anggota lembaga tersebut/karyawan perusahaan tersebut. Alasan pendirian bisa karena penyakit yang berkaitan dengan kegiatan lembaga tersebut (misalnya rumah sakit militer, lapangan udara), bentuk jaminan sosial/pengobatan gratis bagi karyawan, atau karena letak/lokasi perusahaan yang terpencil/jauh dari rumah sakit umum. Biasanya rumah sakit lembaga/perusahaan di Indonesia juga menerima pasien umum dan menyediakan ruang gawat darurat untuk masyarakat umum.
• Klinik:Fasilitas medis yang lebih kecil yang hanya melayani keluhan tertentu. Biasanya dijalankan oleh Lembaga Swadaya Masyarakat atau dokter-dokter yang ingin menjalankan praktek pribadi. Klinik biasanya hanya menerima rawat jalan. Bentuknya bisa pula berupa kumpulan klinik yang disebut poliklinik.

TIPE-TIPE RUMAH SAKIT
Berdasarkan Tipenya rumah sakit dibagi atas beberapa tipe yaitu:

1. Tipe A: mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik spesialistik luas dan sub spesialistik luas.Contoh : RSU Dr Cipto Mangunkusumo, RS PAD Gatot Soebroto, RS Jiwa Jakarta.
2. Tipe B II: mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik spesialistik luas dan subspesialistik terbatas.RS Pusat Pertamina, RS MMC, RSU Persahabatan, RS Jantung Harapan kita, RSPI Prof Dr Sulianti Saroso.
3. Tipe B I: mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik spesialistik sekurang-kurangnya 11 jenis spesialistik.
4. Tipe C: mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik spesialistik sekurang-kurangnya spesialistik 4 dasarlengkap.Contoh : RS medistra,RS UKI cawang, RS Haji Jakarta, RS PAU Antariksa.
5. Tipe D: mempunyai fasilitas dan kemampuan sekurang-kurangnya pelayanan medik dasar.RSU Gandaria, RSB Asih, RSB Pusdikkes,RS Abdi Waluyo.
6. Tipe E: rumah sakit khusus yang menyelenggarakan hanya satu macam pelayanan kedokteran saja. Misalnya: RS jiwa, RS paru, RS kusta, RS jantung, dan sebagainya.